Wednesday 6 June 2012

Surat terbuka

Untuk : Suami Ibuku

Surat ini adalah surat terbuka.. entah mau dianggap sebagai surat peringatan atau surat pernyataan penyesalan, TERSERAH...

Sebelumnya aku ingin mengungkapkan rasa bersalahku yg terdalam dan ku hanturkan maaf untukmu, krn kehadiranmu dlm hidupku hanya sebagai orang luar... Dan maaf sekali lagi, sampai aku/kamu menutup mata, aku hanya bisa menganggap kamu tidak lebih dari posisi sebagai suami ibuku, yg sebenarnya sdikit banyak mengganggu ketenangan hidupku, dan tetap aku anggap kamu seperti itu, hanya karena aku menghormati ibuku yg telah membesarkanku dan merawatku..

Sayang sekali, dulu kau memilih ibuku yg sudah sepaket denganku. Tak bisa kupungkiri, kamu juga mungkin tdk suka denganku, begitupun aku.. mungkin ini takdir yg hrs kita lalui... Tak habis pikir, sampai segitu teganya kamu mempublikasikan ke orang banyak bahwa aku hanya anak pungut yg kalian rawat.. Padahal, aku sudah ada lebih dahulu daripada kamu dlm kehidupan ibuku.. Lupakah kamu kalo kamu menikahi program paket (buy 1 get 1)?? Lalu buat apa kamu publikasikan hal ga penting dan ga etis itu??? #sewot abiz aku dibuatnya# tapiii sudahlah, itu sebuah kenyataan hidup yg hrs aku terima...

Malu kah kamu akan kehadiranku?? hmmm, seharusnya aku yg lebih malu, krn ibuku juga mau dinikahi oleh orang yg super keras kepala dan tidak menerima penuh paket komplit itu... Terlebih, sekarang rasa malu itu bertambah sejak kamu membohongi ibuku dan kamu andil pada pembangkrutan usaha keras sebuah restoran yg sudah lama ibuku keluti..

Selama ini, kita memang 1 atap, tapi maaf kita tidak sehati.. kita tidak sejalan pemikiran.. Aku adalah aku.. Kamu adalah kamu.. Tapi, aku bukanlah orang yg tidak bisa diatur sama sekali, tapi aku hanya tidak nyaman jika kamu atur dengan pemikiran tidak rasionalmu itu.

Jangan kau pikir aku selama ini terima2 saja kau marahi, bentak, cacimaki.. Aku hanya diam seribu bahasa, berusaha tetap sabar, demi ibuku.. yaahhh untuk ibuku yg telah memilih kamu sebagai pasangan hidup dan demi ibuku juga yg sering kali mengingatkanku utk tidak menjawab sepatah katapun.. Entah apa karena masih ada rasa cinta diantara kalian?? Aku sungguh tak mengerti. 

Aku memang tidak pantas utk mengkritik kamu, mengingat usia kita terpaut sekian puuh tahun, bahkan usiamu diatas usia ibuku.. Pada kenyataanya, aku jauhh lebih rasional daripadamu.. Aku berusaha keras untuk menghidupi diriku.. tidak seperti kamu yg sejak aku lulus kuliah hingga sekarang jobless.. Hari-hari kau lalui dengan membaca mantera kitab suci (bermaksud mensucikan diri dari dunia fana), dan cihh, jangan sekali-kali kau menceramahiku dengan filsafat surgawi... 

Mungkin bagimu mantera kitab yg kau baca itu akan memenuhi kebutuhan primer keluarga yg kamu bina.. Atau dengan membaca kitab itu, uang akan turun dari langit??? Maaf... aku bukan membawa agama, tapi aku hanya tidak suka pada hal yg bernama berlebihan itu.. Bagiku, iman memang penting tapi hrs seimbang.. Dan Tuhan tidak akan menutup mata bagi orang yg berusaha keras demi hidupnya.

Atau, selalu saja kamu ungkapkan rasa penyesalan masa lalumu (dengan bahasa manismu yg membuatku sakit telinga disertai mual)... menurutku, tidak usah lagi kamu ungkapkan lewat kata2.. tapi cukup kau perbaiki semua itu lewat perbuatan.. itu lebih baik dan berarti. Oleh karena hidup itu jalannya kedepan, bukan buat mundur kebelakang.

Aku yakin 100% selama ini kamu emang tidak mengetahui dan mengerti betapa sakit hatinya aku, tapiii aku harap kamulah yg hrs mengerti perasaan istrimu yg juga merangkap sebagai ibuku, dan jangan lupa kamu punya anak 1, yaitu adik tiriku.. Kamu boleh tidak perduli denganku, tapi tidak dengan mereka!!! 

Aku tidak berharap kamu pergi jauh, lenyap seperti hantu dlm kehidupan keluargaku, setidaknya masih ada kesempatan dan sedikit waktu utk  memperbaiki keadaan yang sudah semerawut, atau bahkan kau pertegas utk mengakhiri semuanya (itu lebih baik)!! Jangan selalu kau gembar gembor kalimat klise yg tidak sedikit menjijikkan "demi anak, aku bertahan", yang pada kenyataannya bisa membuat sang kecoa tertawa sampai sakit perut!!! 

Aku tidak ingin bertengkar denganmu, aku juga tdk mau selamanya berselisihpaham dengan ibuku hanya karena aku selalu berkoar2 kepada ibuku, menyadarkan ibuku dari perbuatan, perilaku dan pola pikirmu yg aku nilai tidak rasional. Aku sudah lelah, dan aku harap dengan surat terbuka ini semuanya jelas!!! 

No offense.. choice is in your hand, my step-father.  

Tertanda, 
anak tirimu!!!